Baru kali ini saya review hotel tapi fotonya sedikiiiit banget, kebanyakan dari official website Le Meridien. Kenapa? Gara-gara baru main Insta Story, hihihi. Iyah jadi saya keasyikan posting video selama disana sampai ga inget buat foto-foto, maklum kemarenan kan ga main Snapchat.

Saya juga disana kebetulan sampainya malam hari, karena memang suami masih ada kesibukan di kantor, lagipula bingung juga kan bertigaan di hotel. Le Meridien ini cukup strategis untuk ukuran tengah kota, cuma buat saya sih agak jadul yaaa, karena emang hotel tahun 90-an. Hotel bintang lima ini walau jadul, cukup puas dengan kamarnya yang lega beserta bathtub. Yang saya kurang suka cuma interior-nya aja yang udah ga musim, alias ketinggalan jaman.

Untuk breakfast tetep sih JUARA. Penataan makanannya dihias semacam gourmet food, jadi bukan sekedar ditaro begitu saja, udah gitu pilihan menunya ga kayak di hotel pada umumnya, lebih classy kalau menurut saya pribadi yang mana jadi poin lebih. Sayangnya anak usia 4 tahun keatas dikenakan charge untuk breakfast senilai Rp. 120,000, hmm poin berkurang kalau ini, huhu.

Besok paginya kita nyobain jalan-jalan ke Kota Tua naik Trans Jakarta. It was not a good decission, karena Sabtu itu ramai dan penuh di dalam koridor, dan ternyata ya jauh jugaaa. Termasuk jauh untuk bawa anak kecil jalan nyebrang dari halte ke kota tua, panas-panasan. Akhirnya pulang naik Uber, dan ga bawa mobil juga udah paling bener karena susah lahan parkirnya.

Di depan museum Fatahilah kita bisa naik sepeda ontel warna-warni cuma Rp. 20,000 untuk setengah jam. Lola dan Lana puas dan seneng banget, katanya seru dibonceng naik sepeda ontel keliling Kota Tua. Disana kita juga nongkrong di cafe yang menurut kita cukup asri, kalau ga salah namanya Batavia Market.

Overall keseruan menginap disini terbayarkan dengan bonus jalan-jalan ke Kota Tua, saya terakhir kesana pas baru lulus kuliah sekitar 10 tahun lalu, eh ternyata balik lagi pas anaknya udah dua, hihi.