Hampir saja saya melahirkan bayi prematur -___-"
Cerita weekend saya dengan kejadian yang tidak disangka akan berujung dengan di rawat inap.

Sabtu pagi
Survey kamar untuk melahirkan di Kemang Medical Care (hari Sabtu tutup jam 12.30, weekdays jam 16.00). Oh ya saya juga udah memperbaharui Estimasi Biaya Melahirkan di KMC, per Agustus 2011 ini. Nah sekitar jam 11 saya dan suami kesana muterin kamar-kamar yang ada. Bagus semua, paling enak memang VVIP karena super luas, apalagi kamar Paus yang paling besar. Disini tidak sama ukuran masing-masing kamarnya meskipun di kelas yang sama, jadi kalau lagi beruntung bisa dapat kamar yang terbesar. Hasil kesimpulan saya, kamar melahirkan di KMC bagus semua, kayak di hotel.

Sabtu siang
Sambil menunggu jadwal bertemu obgyn jam 4 sore, saya pun ke bioskop dulu nonton Harry Potter. Bagus ternyata si part II ini, cuma sayang si film Harry Potter-nya jadi udahan.

Sabtu sore
Saya telat daftar dokter karena kelupaan, jadilah kekeuh minta masuk waiting list (di KMC pasien 1 dokternya ga bisa melebihi quota 10 orang), nah tadinya uda ga dibolehin, tapi berhubung 2 hari sebelumnya saya kontraksi palsu jadi aja dibolehin ketemu bu dokter. Tapi tak disangka ternyata antri banget Sabtu kemarin, biasanya (selama 8 bulan ini) saya paling lama nunggu dokter 1 jam, kemarin daftar jam 3.30, masuk jam 7 malam.

Sabtu malam
Sebelum bertemu dokter, saya disuruh CTG (rekam denyut jantung bayi) dulu, karena kemarin sempat kontraksi. Prosesnya hanya 30 menit, dipasangin alat di perut sambil menghitung berapa kali bayinya bergerak. Nah selesai CTG, ketemu dokter, dan hasilnya adalah "Kontraksinya banyak banget! Tapi saya ga merasakan apapun, (sementara 2 hari sebelumnya mules banget pas kotraksi).

Dr. Diah pun langsung menyuruh saya saat itu juga rawat inap, karena dikhawatirkan saya melahirkan bayi prematur. Usia kehamilan baru 36 minggu, dimana paru-paru bayi belum sesempurna dan sebaik 37 minggu (sudah pada usia kandungan yang aman untuk melahirkan), jadi saya dirawat inap untuk diberikan obat agar paru-paru bayi cepat matang. Selain itu juga dijadwalkan diberi obat pengurang kontraksi. Proses ini semua dilakukan untuk meminimalisir kemungkinan terburuk apabila ternyata melahirkan di 36 minggu.

Dalam hati, ini namanya test drive rawat inap di KMC, paginya survey kamar, malamnya langsung nyobain check-in -__- Nah selesai pemeriksaan dokter, saya pun di infus (untuk pertama kalinya seumur hidup) terus diambil darahnya, lalu masuk kamar rumah sakit. Darah saya keluar banyak karena pembuluh darahnya besar.

Minggu
Seumur-umur, saya baru kali ini di rawat di rumah sakit, dulu pas umur 4 tahun pernah juga tapi itu salah diagnosa dan disuruh pulang. Selama disini, saya bedrest total, mandi dan pipisnya pun harus di kasur, hiks mana beser terus. Tapi saya suka pelayanan di KMC, susternya baik semua dan makanannya buanyaakkkk (kayak restoran Padang :p) plus ada ahli nutrisinya, jadi makanan kita disesuaikan dengan hasil tes labotarium.

Proses pemberian obat pengurang kontraksi & pematang paru bayi dilakukan melalui tetesan infus, tapi akhirnya saya ga kuat, karena setelah sehari tangan jadi bengkak dan digantilah dengan proses suntik di pantat untuk obat pematang paru bayinya, sakit bangettt! (ga mau lagi). Proses pengobatan ini untuk 2 hari per 12 jam, nah untuk pengurang kontraksi obatnya diganti jadi obat minum Duvadilan setengah tablet.

Disini suami juga bisa memesan menu berbuka dan sahur, jadi tidak perlu cari makanan diluar dan bisa menemani istrinya. Pengalaman menginap di KMC sudah cukup bagi saya untuk merasakan kira-kira gimana kalau melahirkan disana. Oh ya akhirnya saya CTG lagi dan hasilnya kontraksi saya sudah berkurang jadi Senin sudah diperbolehkan pulang. Selama perawatan, saya sendiri tidak merasakan sakit, hanya saja sesak nafas dan itu karena faktor efek samping obat, badan sedikit lemes tapi masih bisa banyak gerak.

Senin pagi
Hore akhirnya pagi hari setelah sarapan dan dikasih obat lagi, saya sudah diperbolehkan pulang. Proses administrasi di KMC juga cepat dan Alhamdulillah dengan adanya asuransi jadi tidak perlu mengeluarkan biaya apapun. Enaknya disini kalau check-out sebelum jam 12 siang masih dihitung harga setengah hari. Berpamitanlah saya dengan suster-suster baik, dan pulang nonton Transformer 3, hihi mumpung Senin siang sepi, dan berhubung nontonnya di Epicentrum Walk, jadi parkir depan bioskop ga pake banyak jalan.

Nah berdasarkan pengalaman diatas, kesimpulannya si false labor ini menurut dokter karena kegiatan saya terlalu melelahkan di trimester 2 kemarin, jadi efeknya sekarang. Meskipun di hamil tua saya sudah banyak istirahat. Bila kita mengalami Braxton Hicks atau kontraksi palsu di usia kandungan di bawah 37 minggu, sebaiknya langsung menghubungi obgyn dan jangan ditunggu (biasanya sama dokter langsung di suruh CTG). Tapi saya sendiri juga bingung, kenapa beberapa kali kontraksi tapi tidak merasakan mulesnya, tips dari suster caranya pegang perut tengah dibawah pusar kita. Kalau keras seperti papan itu tandanya lagi kontraksi.

Tips saya, persiapkan tas hamil dari sejak hamil 8 bulan, untung pas kemarin ke rumah sakit sejak 2 minggu lalu saya sudah menyiapkan keperluan tas untuk melahirkan di mobil. Ga perlu bawa baju banyak, karena selama disana pake daster dari KMC terus.

Sekian update kehamilan saya, semoga sebelum melahirkan masih bisa bikinin freebies Kartu Pergerakan Bayinya. Masih 3 minggu lagi due-nya tapi saya ga pernah tahu kapan ternyata akan melahirkan. Bismillah saja :)